“Mandiri” dan “Bebas” adalah dua buah kata
yang sangat berbeda, mulai dari huruf penyusunnya hingga pengertiannya. Kedua
kata ini bisa bersangkut-paut namun juga bisa bertolak belakang. Seperti apakah
definisi mandiri dan definisi bebas menurut anda? Menurut saya, mandiri adalah
sebuah proses menuju kedewasaan yang belum tentu dialami semua orang pada suatu
masa yang ditetapkan, sedangkan bebas yaitu tidak ada ikatan terhadap suatu hal
dan keberadaannya dilandaskan oleh hak yang dimiliki oleh setiap individu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti
dari kata mandiri yaitu: dalam keadaan; dapat berdiri sendiri; tidak bergantung
pada orang lain. Sedangkan beberapa arti kata bebas yaitu: 1. Lepas sama sekali (tidak terhalang, terganggu,
dsb sehingga dapat bergerak, berbicara, berbuat, dsb dengan leluasa) 2. Lepas dari
(kewajiban, tuntutan, perasaan takut, dsb) 3. Tidak dikenakan (pajak, hukuman,
dengan) 4.Tidak terikat atau terbatas oleh aturan dsb.
Setelah mengetahui arti dari kata mandiri dan
bebas, tentu kita bisa memperkirakan jawaban dari pertanyaan berikut: merdeka
itu menggambarkan kemandirian atau kebebasan? Jangan terjebak, walaupun merdeka
seringkali dikaitkan dengan kebebasan, ternyata merdeka pada dasarnya menggambarkan
sifat dan sikap kemandirian. Merdeka dalam bahasa Inggris disebut “Independence” yang artinya mandiri. Menurut
saya pribadi, sebuah negara dapat dikatakan merdeka ketika negara tersebut bisa
bertumpu pada kakinya sendiri, berdiri tegap menerima topangan dari pemerintah
dan rakyatnya dalam berbagai bidang. Bergantung dianggap sama saja berisiko,
sehingga kemandirian diutamakan agar terhindar dari hal-hal yang mungkin
merugikan.
Lalu bagaimana penerapan kemandirian dan kebebasan
dalam kehidupan seseorang terutama pada masyarakyat Indonesia? Orang-orang yang
mandiri adalah orang-orang yang bisa menemukan kebutuhannya (need), sedangkan orang-orang yang bebas
adalah orang-orang yang bisa menemukan keinginannya (want). Want merupakan
keinginan yang didasarkan pada hawa nafsu yang harus diupayakan untuk terpenuhi.
Perlu kita ingat bahwa want sifatnya harus
dibatasi agar kiranya dalam berpikir, berkata, dan bertindak, kita tidak
melewati batasan norma yang berlaku.
Seringkali kita menemui penyimpangan dari
keinginan-keinginan yang disalah artikan. Contohnya bisa kita ambil dari
perilaku masyarakat Indonesia sendiri. Kita ini sudah merdeka dan telah salah
mengartikan kemerdekaan sebagai kebebasan. Akhirnya, kebiasaan masyarakat
Indonesia terlanjur bebas dalam berbagai aspek. Salah satu yang sering kita
temui adalah perilaku masyarakat yang menyimpang dalam berlalu lintas. Nah, hal-hal
tersebut harus dicegah dan diperbaiki. Cara yang bisa dilakukan adalah dengan
menumbuhkan sifat dan sikap mandiri dalam diri kita. Dalam kemandirian, kita
bisa membuat batasan-batasan yang rasional terhadap keinginan yang kurang penting
dan tidak ada manfaatnya.
Dalam memahami kebutuhan dan keinginan, kita
harus menentukan goals/pencapaian-pencapaian
dalam hidup terlebih dahulu. Dalam menentukan goals kita harus menjadi orang yang berkompeten, dalam artian kita sudah
mengenal resiko-resiko yang bisa saja kita dapatkan dalam proses pencapaian goals tersebut. Tidak lupa, salah satu
hal terpenting untuk mencapai dan menerapkan goals yakni dengan melatih konistensi. Sikap konsisten ini berarti
kita mau berkomitmen,focus, dan siap menanggung konsekuensi dalam melakukan
suatu hal. Dengan memiliki fokus dalam bertindak, diharapkan apa yang kita
perbuat berkenan dan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Jika kita sudah berhasil menjadi orang yang
berkompeten, kita bisa menjadi orang yang inovatif. Kita dituntut untuk kreatif
dan kritis dalam menghadapi segala kondisi dan permasalahan. Dengan begitu,
pada akhirnya kita diharpakan untuk menjadi pribadi yang mandiri dan memajukan
Bangsa Indonesia. Oleh karena itu, marilah kita lebih sadar akan kebutuhan dan
keinginan yang sewajarnya dan membangun karakter mandiri mulai dari sekarang!