Flower

Flower
pic: https://id.pinterest.com/pin/431923420490335661/

Friday, April 14, 2017

SUPERVISORY MANAGEMENT

Kasus Managerial
Samsung mengalami krisis pada tahun 2016 lalu, ketika banyak pelanggan yang melaporkan produk Samsung Galaxy Note 7 yang mereka miliki meledak. Kejadian meledaknya Galaxy Note 7 menggencarkan dunia sehingga harga saham Samsung menurun drastis dan perusahaan mulai kehilangan kepercayaan masyarakat. Akhirnya, Samsung melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memperoleh penyebab meledaknya produk yang belum lama diluncurkan tersebut. Pihak Samsung menyebutkan bahwa terdapat masalah dalam proses manufaktur walaupun belum ditemukan lebih lanjut apakah penyebab ledakan benar-benar berasal dari baterai seperti yang diklaim oleh pengguna atau ada alasan lainnya.
Tidak lama dari munculnya pemberitaan, Samsung memutuskan untuk menghentikan produksi Samsung Galaxy Note 7 dan memproduksi ulang seri tersebut. Hal ini ikut mempengaruhi stabilitas perusahaan karena Samsung harus mengeluarkan modal produksi yang tidak sedikit dan menahan peluncuran seri Galaxy 8.
Terkait kasus di atas, dalam struktural perusahaan, level managerial yang paling bawah yaitu pekerja yang telah melakukan kesalahan prosedur kerja. Hal ini dapat dipicu oleh pekerja yang kurang teliti, kurangnya kontrol dari supervisor bagian manufakur, atau lemahnya komunikasi antar divisi manufaktur dengan divisi lainnya sehingga pekerjaan yang dilakukan untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan rencana, visi, dan misi peluncuran produk. Untuk itu, ada baiknya setiap kalangan dalam struktural perusahaan ikut mencari solusi dan memperketat proses produksi agar kejadian tidak terulang kembali pada proses produksi seri-seri Samsung selanjutnya. Pada kasus di atas, perusahaan menanggulanginya dengan mengeluarkan uang di luar budget untuk memproduksi ulang seri Galaxy 7 dan meningkatkan perhatian dan inovasi teknologi yang lebih aman untuk seri Galaxy 8. Dalam prosesnya, tentu peran supervisor menjadi lebih penting untuk menjamin pekerjaan setiap anggotanya benar dan tidak merugikan perusahaan.

Peran Supervisor dalam Organisasi/Perusahaan
Supervisor memegang peran yang penting dalam merancang struktur lingkungan kerja dan menyediakan informasi maupun feedback untuk para karyawan. Menurut Graen dan Scandura (dalam Wiley dan Sons, 2001), dalam sruktur pekerjaan, supervisor telah dikenal memiliki peranan yang penting dalam mengembangkan peran dan ekspektasi pada karyawan. Fungsi ini menjadi penting dalam kegiatan pengenalan kerjasama tim karena supervisor dapat memainkan peran kunci dalam membentuk kerjasama tim dan menetapkan peraturan dasar untuk mengikat anggota tim dalam sebuah proses tim (McIntyre dan Salas, dalam Wiley dan Sons, 2001).

Prinsip Supervisor
Supervisor merupakan pemimpin dalam sebuah tim, dimana secara general, prinsip dari pemimpin dalam tim yaitu memastikan bahwa "fungsi" menjadi hal kritis dalam mengidentifikasi dan mencapai tujuan tim.
Secara lebih rinci, prinsip tersebut diurutkan menjadi 4 tahapan sebagai berikut :
1. Menentukan bahwa keberadaan tim penting atau tidak dalam menyelesaikan tugas
2. Menentukan tipe tim yang akan dibentuk
Terdapat 4 macam tim yang berbeda sesuai dengan tipe pekerjaannya yaitu :
- Surgical teams, dimana pemimpin memegang tanggun jawab dan karyawan lainnya membantu menyelesaikan tugas dalam interaksi antar anggota di setip waktu.
- Coacting groups, dimana setiap anggota bertanggungjawab untuk hasil kerja
- Face-to-face teams, dimana anggota tim bertemu dan bekerja bersama ketika ingin menyelesaikan tugas
- Distributed teams, dimana anggota tim tidak harus bertatap muka atau berteu secara langsung di setiap saat pengerjaan tugas
3. Membuat struktural dan kondisi yang memfasilitasi kerjasama tim
Terdapat dua kondisi dalam mendorong efektivitas tim (Hackman; Wageman, Nunes, Burruss dan Hckman, dalam Locke, 2009), yaitu the essentials (prasyarat terbentuknya tim yang kompeten yaitu pembentukan tim yang sesaungguhnya, membuat komposisi orang-orang yang tepat untuk melaksanakan pekerjaan, dan memiliki tujuan yang jelas) dan the enablers (seseorang yang membantu tim dalam mengambil keuntungan dari kelebihan tiap anggota dan sumber luar lainnya).
4. Meltih tim dan membantu anggota tim untuk mengambil keuntugan dalam situasi performa terbaik mereka

Memimpin melalui Visi dan Nilai
Dalam mengataasi bebagai masalah dalam tim, supervisor dapat memotivasi kryawan melalui nilai-nilai yang mereka miliki untuk organisasi. Visi merupakan pernyataan jangka panjang seorang pemimpin untuk orgnisasinya (Burns; House, dalam Locke, 2009).Visi yang dikoomunikasikan disebut vision statement.
Pernyataan visi harus memiliki karakteristik :
1. Brevity (singkat)
2. Clarity (jelas)
3. Abstractness and stability (keabstrakan dan stabilitas)
4. Challenge (tantangan)
5. Future orientation (orientasi masa depan)
6. Desirability or ability to inspire (keiginan atau kemampuan menginspirasi)

Visi yang disampaikan harus memiliki dampak pada motivasi anggota seperti :
1. Goal alignnment, dimana tujuan individu dan tim menjadi sejalan atau konsisten
2. Follower self-confident, dimana anggota mengklarifikasi tujuan dari organisasi dan menjadi terinspirasi untuk mencapai visi, sehingga kepercayaan dirinya meningkat
3. Shared meanings, dimana setiap anggota tim memiliki pemahaman yang sama sehingga ketika tim harus membuat keputusan dalam kondisi yang sulit, mereka bisa melaluinya
4. Perceived job characteristics, dimana anggota dapat membingkai visi ke dalam pekerjaan mereka





Referensi :
Locke, E. A. (2009). Handbook of Principles of Organizational Behavior. United Kingdom: John Wiley and Sons, Ltd
Griffin, M. A., Patterson, M. G., & West, M. A. (2001). Job satisfaction and teamwork: The role of supervisor support. Journal of organizational behavior, 22(5), 537-550.
http://travel.tribunnews.com/2017/03/31/samsung-tak-akan-ulangi-kesalahan-masa-lalu-pada-s8-seperti-note-7-benarkah
http://tekno.liputan6.com/read/2626075/bos-samsung-akhirnya-buka-suara-soal-galaxy-note-7